SMPN 2 Bambanglipuro

Plebengan, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul

Kegiatan Sekolah

Pesantren Kilat Ramadhan SMPN 2 Bambanglipuro

Pada bulan ramadan, banyak sekolah menyelenggarakan pesantren kilat (kilat). Kegiatan ini disamping bertujuan untuk mengisi bulan ramadan dengan kegiatan yang bermanfaat, juga untuk menambah ilmu agama para siswanya. Kegiatan ini wajib diikuti oleh semua siswa, yang menjadi koordinator biasanya guru PAI dan melibatkan guru-guru yang sanggup atau dinilai memiliki kemampuan ilmu agama yang relatif bagus, atau mengundang narasumber dari luar sekolah. Selain itu, juga melibatkan pengurus OSIS sebagai petugas teknis kegiatan sanlat.

Acara sanlat biasanya berlangsung 2-3 hari, pesertanya bergiliran. Disamping diisi dengan materi-materi keagamaan, juga diisi dengan acara salat duha, tadarus Alquran, buka bersama, dilanjutkan tarawih berjamaah. Kegiatan sanlat pada dasarnya bertujuan baik, walau demikian, kadang dalam pelaksanaannya kurang terkoordinir dengan baik. Banyak siswa yang beranggapan bahwa sanlat tidak terlalu penting, sehingga yang hadir tidak mencapai 100 %.

Dengan kata lain, siswa kurang serius mengikuti kegiatan tersebut, walau sekolah telah mewanti-wanti agar seluruh siswa mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan 2-3 hari memang waktu yang sangat singkat untuk belajar agama. Walau demikian, setidaknya dapat menambah wawasan atau menyegarkan kembali semangat keagamaan yang bermuara pada meningkatnya keimanan dan ketakwaan para siswa. Dengan demikian, kegiatan sanlat tetap bermanfaat untuk dilaksanakan di sekolah. Bulan Ramadan pada masa Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sekolah-sekolah diliburkan sebulan penuh dan memberikan kesempatan kepada siswa-siswanya yang beragama Islam untuk mengisinya dengan berbagai kegiatan keagamaan, karena bulan Ramadan merupakan momen yang sangat tepat untuk meningkatkan aktivitas keagamaan.

Kegiatan agama memang urusan pribadi, tidak perlu dicatat-catat, tetapi dalam konteks mendidik kedisiplinan dan tanggung jawab memang tidak ada salahnya. Kegiatan sanlat jangan sampai kehilangan ruh karena hanya dianggap sebagai formalitas semata. Perlu dikelola dengan baik dikelola dengan baik dengan melibatkan berbagai pihak. Kompasiana.com

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *